Sunday, March 3, 2013

Buku 1 RDP


Kamis lalu, kami telah habis membaca buku 1 Ronggeng Dukuh Paruk. Buku ini ditulis melalui sudut perspektif Rasus. Jadi pembaca bisa mengikuti bagaimana perasaan dan pikiran Rasus sepanjang kisah ini. 


Bagi saya, yang menarik tentang ronggeng itu adalah bagaimana mereka begitu disanjungi di Dukuh Paruk. Pada pikiran saya, mengikut pikiran orang moderen, pihak lelaki lah yang beruntung di Dukuh Paruk ini. Karena mereka bisa membayar ronggeng dan bermesra bersama ronggeng walaupun sudah punya istri. Perempuan-perempuan Dukuh Paruk juga begitu senang jika suami mereka bisa bersama ronggeng karena menunjukkan kejantanan mereka. Pada pikiran saya hal ini menunjukkan betapa rendahnya martabat wanita Dukuh Paruk, melainkan dia seorang ronggeng.


Apa lagi yang menarik bagi saya adalah perubahan pemikiran Rasus setelah dia keluar daripada Dukuh Paruk. Di Dukuh Paruk, dia tidak pernah ngerti apa itu agama, dosa, pahala, arti sebenar pernikahan, tetapi setelah dia keluar daripada situ dan pergi ke Pasar Dawuan, dia pertama kali mendengar perkara-perkara seperti itu. Dia mula membedakan kehidupan di Dukuh Paruk dan kehidupan di luar. Bagus juga diceritakan melalui perspektif Rasus karena bisa melihat perubahan pemikiran Rasus yang kini lebih dewasa. Setelah membaca buku 1 ini, saya juga mula memikirkan tentang perbedaan harga diri seorang perempuan di Dukuh Paruk dengan perempuan lain. Ternyata berbeda sekali harga diri perempuan di Dukuh Paruk berbanding dengan persepsi popular tentang wanita Asia (Melayu, Jawa dan sebagainya) yaitu sopan, ayu, malu dan sebagainya.


Secara keseluruhannya, menarik saja buku 1 ini. Banyak perkara berkaitan Dukuh Paruk yang saya baru ketahui dan banyak perkataan-perkataan baru yang saya pelajari.

Itu saja kali ini. Ketemu lain kali ya!

Saturday, February 9, 2013

Dan Brown



Halo semua! Hari ini kita bicara tentang pengarang favorit. Saya enggak punya pengarang favorit, tetapi waktu sekolah menengah atas dulu, saya ada membaca hasil karya Dan Brown. Dan Brown ini terkenal dengan novel The Da Vinci Code dan Angels & Demons. Waktu dulu, kakak saya banyak membeli dan membaca novel. Jadi kadang-kadang saya juga terikut-ikut membaca koleksi novelnya. Bapa saya juga suka sekali membaca novel tulisan Dan Brown ini. Antara novelnya yang pernah saya baca adalah Angels & Demons, Deception Point, dan The Da Vinci Code.



Sukar sekali untuk saya percaya bahwa Dan Brown ini satu ketika dulu merupakan seorang penyanyi. Tamat belajar di universitas, dia memulakan kariernya dalam bidang musik. Kemudian, dia mula menjadi penggubah lagu. Ketika itu, dia mula membaca novel tulisan Sidney Sheldon dan setelah itu dia mula berminat untuk menulis novel. Oh ya, saya suka juga hasil karya Sidney Sheldon. Banyak sekali novelnya di rumah, semua karena kakak saya yang membelinya. Dan Brown juga dipengaruhi oleh Shakespeare dan teman-temannya seperti Harlan Coben, dan Robert Ludlum. 


Dan Brown seorang pengarang yang bijak sekali. Genre hasil karyanya lebih kepada misteri, aksi dan investigasi. Dua film telah diterbitkan menggunakan dua hasil karyanya. Saya yakin kalian pernah menonton film The Da Vinci Code dan Angels & Demons lakonan peran terkenal, Tom Hanks.


Kesimpulannya, Dan Brown sangat bagus ya, bisa menyanyi, menggubah lagu dan menulis novel. Serba boleh orangnya. 

Monday, February 4, 2013

Sang Pencerah, Muhammadiah di Indonesia


Halo teman-teman. Minggu lalu saya telah menonton sebuah film Indonesia, judulnya Sang Pencerah (2010). Film Sang Pencerah ini mengisahkan tentang seorang lelaki bernama Ahmad Dahlan dari sebuah keluarga Jawa yang mempunyai latar belakang Islam yang amat kuat. Nama kelahirannya ialah Muhammad Darwis, tetapi setelah pulang dari Mekkah, namanya diubah menjadi Ahmad Dahlan. Selama nama Ahmad Dahlan semakin besar, dia kurang yakin dengan pelaksanaan syariat Islam yang menyimpang karena ajaran Islam dicampur-aduk dengan adat Jawa dan kepercayaan mistis.


Ketika berumur 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi ke Mekkah untuk menunaikan Haji dan mempelajari agama Islam yang sebenarnya. Setelah 5 tahun, Ahmad Dahlan pulang ke kampung halamannya. Kampung halamannya masih tidak berubah, orang-orang masih melaksanakan agama Islam yang melenceng dari ajaran Al-Quran dan hadith yang sebenarnya. Ahmad Dahlan tidak hanya diam diri. Dia secara perlahan-lahan mencoba menyadarkan masyarakat tentang kesalahan yang dilakukan. Gambar di bawah ini, dia coba menukar kiblat ke arah yang sebenarnya.


Apabila kepercayaan yang menyeleweng sudah menjadi kebiasaan, maka kepercayaan juga menjadi kebenaran bagi masyarakat. Ketika Ahmad Dahlan coba mengubah kepercayaan itu, dia ditentang dan mendapat kencaman dari kyai-kyai fanatik dan masyarakat. Dia dituding kyai yang sesat dan kafir. Namun, istri Ahmad Dahlan, keluarga dan beberapa muridnya setia memberi dukungan kepada Ahmad Dahlan dalam perjuangannya dalam menegakkan kebenaran Islam. 

Ahmad Dahlan kemudian mula mempelajari organisasi-organisasi modern yang mengedepankan perubahan. Maka lahirlah Muhammadiyah yang bertujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan jaman.

Film Sang Pencerah ini menunjukkan sejarah Islam di Indonesia pada jaman penjajahan Belanda. Ketika itu, umat Islam melaksanakan ajaran yang sesat dengan mencampurkan kepercayaan mistis dengan Islam. Belanda juga mengambil kesempatan terhadap umat Islam karena kelemahan dan kemunduran mereka. Muhammadiah didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912. Muhammadiah mengetengahkan kepentingan pendidikan dan kesehatan masyarakatnya. Organisasi ini telah mengajarkan agama Islam yang benar kepada masyarakatnya ketika mereka sedang dalam kelemahan dan kemunduran karena kepercayaan mereka yang salah. 


Pada pikiran saya, film ini merupakan salah satu film religius yang bagus. Jalan ceritanya mudah dipahami dan mudah dihubungkan dengan kehidupan sebenar masyarakat. Film ini membawa pesan yang agak berat, tetapi diceritakan dalam bentuk yang ringan agar mudah diikuti penontonnya. Pesannya jelas tentang kegigihan seorang kyai dalam menyadarkan masyarakatnya dari melaksanakan agama Islam yang melenceng. Ternyata usaha kyai Dahlan yang tanpa putus-asa berjaya mengubah masyarakt Islam sedikit demi sedikit walaupun banyak sekali kecaman yang dihadapinya. Bagus dan berkesan sekali akting Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan. 

Teman-teman silakan menonton filmnya!!

Saturday, January 26, 2013

Halo!

Halo teman-teman. Apa kabar? Mudah-mudahan semuanya baik saja. Saya Aqilah. Ini blog saya, khusus untuk kelas bahasa indonesia semester 6 dan saya akan menulis di sini dua minggu sekali. Jadi, nantikan ya catatan-catatan dari saya!