Monday, February 4, 2013

Sang Pencerah, Muhammadiah di Indonesia


Halo teman-teman. Minggu lalu saya telah menonton sebuah film Indonesia, judulnya Sang Pencerah (2010). Film Sang Pencerah ini mengisahkan tentang seorang lelaki bernama Ahmad Dahlan dari sebuah keluarga Jawa yang mempunyai latar belakang Islam yang amat kuat. Nama kelahirannya ialah Muhammad Darwis, tetapi setelah pulang dari Mekkah, namanya diubah menjadi Ahmad Dahlan. Selama nama Ahmad Dahlan semakin besar, dia kurang yakin dengan pelaksanaan syariat Islam yang menyimpang karena ajaran Islam dicampur-aduk dengan adat Jawa dan kepercayaan mistis.


Ketika berumur 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi ke Mekkah untuk menunaikan Haji dan mempelajari agama Islam yang sebenarnya. Setelah 5 tahun, Ahmad Dahlan pulang ke kampung halamannya. Kampung halamannya masih tidak berubah, orang-orang masih melaksanakan agama Islam yang melenceng dari ajaran Al-Quran dan hadith yang sebenarnya. Ahmad Dahlan tidak hanya diam diri. Dia secara perlahan-lahan mencoba menyadarkan masyarakat tentang kesalahan yang dilakukan. Gambar di bawah ini, dia coba menukar kiblat ke arah yang sebenarnya.


Apabila kepercayaan yang menyeleweng sudah menjadi kebiasaan, maka kepercayaan juga menjadi kebenaran bagi masyarakat. Ketika Ahmad Dahlan coba mengubah kepercayaan itu, dia ditentang dan mendapat kencaman dari kyai-kyai fanatik dan masyarakat. Dia dituding kyai yang sesat dan kafir. Namun, istri Ahmad Dahlan, keluarga dan beberapa muridnya setia memberi dukungan kepada Ahmad Dahlan dalam perjuangannya dalam menegakkan kebenaran Islam. 

Ahmad Dahlan kemudian mula mempelajari organisasi-organisasi modern yang mengedepankan perubahan. Maka lahirlah Muhammadiyah yang bertujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan jaman.

Film Sang Pencerah ini menunjukkan sejarah Islam di Indonesia pada jaman penjajahan Belanda. Ketika itu, umat Islam melaksanakan ajaran yang sesat dengan mencampurkan kepercayaan mistis dengan Islam. Belanda juga mengambil kesempatan terhadap umat Islam karena kelemahan dan kemunduran mereka. Muhammadiah didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912. Muhammadiah mengetengahkan kepentingan pendidikan dan kesehatan masyarakatnya. Organisasi ini telah mengajarkan agama Islam yang benar kepada masyarakatnya ketika mereka sedang dalam kelemahan dan kemunduran karena kepercayaan mereka yang salah. 


Pada pikiran saya, film ini merupakan salah satu film religius yang bagus. Jalan ceritanya mudah dipahami dan mudah dihubungkan dengan kehidupan sebenar masyarakat. Film ini membawa pesan yang agak berat, tetapi diceritakan dalam bentuk yang ringan agar mudah diikuti penontonnya. Pesannya jelas tentang kegigihan seorang kyai dalam menyadarkan masyarakatnya dari melaksanakan agama Islam yang melenceng. Ternyata usaha kyai Dahlan yang tanpa putus-asa berjaya mengubah masyarakt Islam sedikit demi sedikit walaupun banyak sekali kecaman yang dihadapinya. Bagus dan berkesan sekali akting Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan. 

Teman-teman silakan menonton filmnya!!

2 comments:

  1. Wah nampak menarik sekali film ini. Pasti Mbak Aqilah menonton film ini berulang-ulang kali! Isu yang terdapat dalam film ini saya rasa memang harus diketengahkan supaya kita terutama sekali anak-anak muda bisa membedakan mana satu ajaran agama yang benar dan mana perkara yang merupakan tradisi nenek moyang.

    ReplyDelete
  2. Kalau film ini tentang pemimpin Muslim Muhammadiyah, ada juga film tentang uskup pertama pribumi Soegiyopranoto.

    http://www.youtube.com/watch?v=rZqZwC2sqPE

    ReplyDelete